Oleh : Wina R.
“ Tok…tok…tok…”
Malam ini suara itu terdengar lagi. Ketukan keras di jendela kamarku, sudah lebih dari 3 kali kejadian ini terjadi. 2-3 kali ketukan dalam satu malam selama 3 hari berturut – turut. Aku tidak ingin memastikan darimana suara itu berasal. Karena… Aku itu penakut!!! Awalnya, aku hanya berpikir bahwa itu adalah perasaanku saja. Tapi, semakin lama dan sering suara itu terdengar, rasa ketakutanku semakin menjadi, dan aku menjadi semakin parno.
Ketika ku lihat jam dinding berbentuk Winney the Pooh berwarna kuning itu, jam menunjukkan pukul 21.30 pikiranku pun terus melayang dan bertanya – tanya apakah suara itu akan terdengar lagi atau tidak. Setelah lima belas menit kemudian, mataku rasanya sudah lima watt. Tapi…
“tok…tok…tok…” suara itu terdengar sangat jelas.
“ Haahhh!! Suara itu lagi!!!”
“ aduuuuuh !!! kenapa ada lagi sih???
Betapa kagetnya aku, mata yang tadinya sudah lima watt, terbangun lagi karena suara itu. Langsung saja aku menarik selimut kesayanganku, dan berusaha memejamkan mata dan mengalahkan rasa takutku. Suasana malam yang sangat hening, yang terdengar hanya suara detakan jarum jam dinding dikamarku. Makin lama, suara itu makin hilang. Ternyata aku sudah tertidur lelap.
****
“kriiiiiiiiinggg!!!!” suara alarm handphone ku berbunyi dan itu berarti menandakan sudah jam 5.30 pagi. Langsung saja aku bergegas untuk mandi dan siap – siap untuk berangkat ke sekolah. Setelah sarapan, aku berangkat ke sekolah. Saat menunggu angkutan umum yang lewat, aku langsung teringat dengan kejadian tadi malam.
“ harus bagaimana ini? Tanyaku dalam hati
“ tidak mungkin aku harus mengalami kejadian seperti semalam itu terus terusan, bisa mati aku karena ketakuatan”. Tidak lama kemudian angkot yang biasa ku tumpangi pun lewat.
****
Aku bersekolah dan merupakan siswi kelas dua SMA PGRI I Bekasi. Sekolah ku bisa dibilang merupakan salah satu sekolah terfavorit dikotaku. Dan.. aku bersyukur bisa bersekolah disini, mempunyai banyak teman, walaupun aku bukan orang yang jenius di sekolah. Tapi, aku sangat bersyukur dari kondisi ku sekarang, dan satu hal yang sangat sulit dihilangkan dari diriku yaitu penakut dan parno itu. Di sekolah aku biasa dipanggil Citha.
“Citha!!!! teriak seseorang dari belakangku yang sepertinya tidak asing bagiku. Dan benar saja dugaanku, dia Ririn teman dekatku.
“Kenapa sih kayaknya lemes banget, kayak abis lihat hantu aja!! tanya Ririn
“Hantu??? tanyaku dalam hati
“ Apa mungkin kejadian tiap malam itu,,, ulah hantu??”
Langsung saja aku menarik Ririn dan bertanya padanya.
“Rin, menurut loe mungkin gak sih ada hantu yang bisa ketuk jendela tiap malam?”
“mmm… mungkin aja kalo tuh hantu yang kurang kerjaan” celetuk Ririn
“serius loe??”
“hahaha.. ya gak gitu juga kali, mau aja sih gw kibulin…” canda Ririn
“kenapa lo hah, penyakit parno loe kumat lagi?”
“gw serius Rin, tiap malam pasti ada yang suka ketok jendela kamar gw!!”
“emang loe udah pernah liat bener hantu yang ngetok kamar loe?? celoteh Ririn
“gw kan nanya sama loe kenapa jadi loe yang balik tanya, lagi juga loe gila apa, gak liat aja gw takutnya udah nauzubillah, apalagi suruh liat!!! Setress loe!!” kesal ku
“emang gak ada yang dengar apa selain loe?”
“Bi Inah bilang sih dia gak denger apa apa”
“hahahaha…. Mungkin dia cuma secret admirer loe aja kali, kayak di film film gitu,, mana mungkin hantu, Hahahaha!!!” tawa Ririn puas.
*****
Sesampainya di rumah, aku masih memikirkan kata-kata Ririn yang diucapkannya tadi di sekolah. Hantu ?? secret admirer?? Tapi, apa benar itu perbuatan hantu, dan kalaupun bukan, apa itu perbuatan si secret admirer. Hah!! secret admirer? Apa benar? Siapa dia? Apa dia kenal denganku? Memang ada yang diam-diam mengagumiku, perasaanku, di sekolah masih banyak stok orang yang mungkin lebih cantik dibanding wajahku yang biasa saja, tidak ada yang istimewa dariku. Haripun semakin larut, tidak terasa selama dua jam aku memikirkan siapa secret admirer yang dikatakan Ririn.
“tok.. tok… tok…”
“OMG,, suara itu lagi!!!
Langsung saja aku meringkuk dikasurku dan menutup seluruh tubuhku dengan selimut dan berusaha mengacuhkan suara itu. Mungkin,, karena terlalu lelah akhirnya, akupun tertidur.
Hari ini adalah hari minggu, terik matahari pagi menusuk mataku, menuntutku untuk segera bangun. Bi Inah sengaja membuka tirai kamar karena jika tidak, aku akan bangun lebih siang. Ketika sedang mengumpulkan nyawa yang masih berada di awang – awang , aku jadi teringat kembali kejadian tadi malam. Spontan aku berteriak dan menuruni anak tangga. Bi Inah terkejut melihatku seperti itu, hanya dia yang berada dirumah.Ayah dan Ibu sedang Dinas di luar kota. Aku bertanya kepada Bi Inah soal suara tadi malam, lagi – lagi dia tidak mendengar suara apapun semalam.
Setelah sekian lama berpikir, akupun memutuskan untuk menelepon Ririn. Kurang lebih dua menit aku merayu Ririn untuk datang kerumah dan menginap dirumahku, akhirnya Ririn menyetujuinya. Lama sekali aku menunggu kedatangan Ririn, sambil menunggu Ririn aku berusaha menghilangkan kata hantu dalam otakku, dan berusaha yakin mungkin benar yang dikatakan Ririn itu, dia hanya seorang Secret Admirer, ya… secret admirer. sekitar pukul dua siang Ririn tiba dirumahku.
“Rin, pokoknya loe harus bantuin gw, buat cari tau siapa sebenernya yang suka ketok ketok jendela kamar gw, apa benar dia secret admirer yang loe maksud! gw bisa mati berdiri cuma gara – gara suara itu, Rin” pintaku.
Malampun datang, aku sudah tidak sabar untuk mengetahui siapa secret admirer ku. Mudah – mudahan saja aku bisa mengetahui orang itu malam ini. Aku tidak ingin dihantui rasa takut dan penasaran. Ketika aku sedang mengobrol bersama Ririn, tiba-tiba suara itu terdengar.
“tok…tok..tok..”
aku dan Ririn saling memandang. Sebelumya, aku membuat kesepakatan dengan Ririn, saat ketukan kedua terdengar, Aku dan Ririn berdiri dan mengambil ancang-ancang untuk berdiri didepan jendela. Ririn maju terlebih dahulu, sedangkan aku bersembunyi dibalik punggung mungil Ririn. Sekeras apapun aku berusaha bersembunyi, bagiku itu percuma saja karena badanku lebih besar daripada Ririn. Saat detik – detik jendela dibuka, aku menelan ludah berkali- kali.
“kreeeekk…” suara jendela terdengar sangat jelas.
Sejenak Ririn kebingungan mencari dimana orang itu berada. Tapi, tiba-tiba Ririn tertawa terbahak – bahak.
“whahahahahahaha…hahahaha”suaranya mengagetkan aku.
Mungkin, sudah beribu pertanyaan yang sudah kulontarkan padanya, tetapi ia tetap saja tertawa terbahak – bahak dan tidak memperdulikanku. Karena penasaran, aku mengambil posisi agar aku bisa melihat lebih jelas apa yang sebenarnya dilihat oleh Ririn.
“Haaaaaahhh!!!! dia secret admirer ku??? OMG!!! Sungguh diluar dugaan”
“apa aku tidak salah lihat???” teriak ku
Betapa terkejutnya diriku, sekarang aku tahu apa yang membuat Ririn tertawa hingga terbahak – terbahak seperti itu. Sungguh tidak dapat dipercaya. Selama ini, aku sudah geer atas apa yang dikatakan Ririn bahwa aku mempunyai secret admirer. Ternyata Secret Admirer ku selama ini adalah orang gila yang tiap malam menimpuk jendela kamarku dengan batu, yang kukira itu suara ketukan dari sang secret admirer.
Rasa kesal, gondok, tapi juga aku tidak dapat menahan tawa dalam benakku, betapa bodoh dan pengecutnya diriku menyangka orang itu adalah secret admirer ku. Dan,, kenapa orang gila itu terus menimpuk jendela kamarku tiap malam, ya… namanya juga orang gila.
...the end...
...the end...