Rabu, 09 Maret 2011

The art of loving by erich fromm

Judul: The Art of Loving
Penulis: Erich Fromm
Penerbit: Fresh Book
Tahun: VI, Januari 2005
Tebal: 218 halaman


Apakah cinta itu seni? Ataukah hanya sebentuk perasaan menyenangkan yang dialami secara kebetulan saja, sesuatu yang membuat kita tercebur ke dalamnya jika sedang beruntung??
Cinta adalah sebuah seni, yang harus dimengerti dan diperjuangkan… Dalam masalah cinta, kebanyakan orang pertama-tama melihatnya sebagai persoalan ‘dicintai’ ketimbang ‘mencintai’ atau kemampuan mencintai. Hal kedua yang mendasari sikap aneh masyarakat sekarang dalam soal cinta adalah anggapan bahwa cinta adalah persoalan ‘obyek’ bukan persoalan ‘kemampuan’.
The Art of Loving adalah buku yang membahas tentang cinta, teori, obyek dan aplikasi. Erich Fromm adalah seorang Psikoanalis yang banyak menaruh perhatian pada karakter sosial masyarakat modern. Setelah mengulas teori tentang cinta, Erich Fromm kemudian menjabarkan obyek-obyek cinta yang berbeda yang ada pada manusia, yaitu: Cinta persaudaraan, cinta keibuan, cinta erotik, cinta diri dan cinta Tuhan. Cinta persaudaraan berbeda dengan cinta keibuan, begitu juga berbeda dengan cinta erotik, diri atau Tuhan.
Kali ini akan sedikit membahas dari beberapa point yang terdapat pada karangan erich formm tersebut,, mengenai cinta kepada orang tua dan anak, cinta keibuan,cinta persaudaraan, cinta dan disentegrasinya dalam masyarakat kontemporer. Dalam buku ini erich formm sangat mewakili cinta yang ada pada kehidupan sekarang ini.

Cinta antara orang tua dan anak...
Seorang bayi mengidapa sebuah ketakutan tatkala dia dilahirkan, ketakutan akan kematian. Hal itu terjadi jika tidak ada nasib baik yang melindunginya dari kesadaran akan kecemasan:kecemasan karena terpisahkan dari ibunya dan dari kehidupan dalam kandungan. Bahkan sesudah dilahirkan pun, situasi tersebut tidak banyak berubah. Seorang bayi tetap saja tidak mampu mengenali objek – objek, tidak memiliki kesadaran akan dirinya sendiri serta dunia di luar dirinya.seorang byai hanya mampu mersakan rangsangan yang muncul dari kehangtan atau makanan, namun dia belum membedakan antara kehangatan dengan sumber kehangatan, antara makanan dengan sumber makanan, yaitu sang ibu, bagi seorang bayi, sang ibu adlah kehangatan itu sendiri, ibu adalah makanan, ibu adalah kebahagiaan. Pengalaman dicintai ibu ini merupakan bentuk pengalaman pasi. Karena hampir tidak ada sesutau yang harus dilakukan untuk mendapatkan cinta ibu, cinta seorang ibu tidak tergantung sesuatu(unconditional).cinta ibu adalah kebahagian, kedamaian,yang tidak mengsyaratkan dan tidak menuntut imbalan. Cinta tak bersyarat seorang ibu seakan memenuhi salah satu kerinduan terdalam yang ada dalam diri semua manusia atau seorang anak. Sebaliknya apabilakita dicintai karena jasa-jasa kita, karena kita memang pantas memperolehnya, maka hal itu akan senantiasa diliputi oleh keraguan;jangan-jangan saya kurang menyenangkan bagi orang yang saya harapkan mencintai saya;mungkin begini,mungkin begitu,selalu ada ketakutan bahwa cinta itu akan pergi darinya. Selanjutnya cinta yang diperoleh karena terpenuhinya”syarat-syarat”tertentu seringkali menyisakan rasa sakit karena kenyataan bahwa dia mungkin dicintai tidak sebagaimana adanya. Dia mungkindicintai karena dianggap menyenangkan, yang mana ketika sisi menyenagkan itu hilang relasi yang ada berubah dan digantikan oleh semangat saling memperalat. Maka tidak mengherankan jika kita semua-baik sebagai anak maupun orang dewasa mendambakan cinta tanpa syarat tersebut. Kebanyakan Anak Cukup beruntung karena menerima cinta ibu.anak mulai membutuhkan cinta seorang ayah, wibawa serta bimbingannya. Jika ibu membuat merasa aman dalam menjalani kehidupannya, ayah memberikan pendidikan serta bimbinganya dalam menghadapi masalah-masalah yang kelak muncul di kehidupannya.

Cinta persaudaraan..
Jenis cinta yang paling fundamental yang mmendasari semua tipe cinta adalah cinta persaudaraan (brotherly love). Yang dimaksudkan kata-kata iniadalah sebuah rasa tanggung jawab, perhatian,penghormatan serta pemahaman akan setiap manusia lain yang ingin kita majukan hidupnya. Cinta persaudaraan adalah cinta terhadap semua manusia.ciri khas dari cinta ini adalah tidak adanya eksklusifitas. Jika kita telah mengembangkan kemampuan untuk mencintai, berarti mau tidak mau kita harus mencintai saudara – saudara kita. Dalam cinta persaudaraan terdapat pengalaman kesatuan dengan sesama manusia, pengalaman perdamaian dan solidaritas antar manusia. Cinta persaudaraan di dasarkan pada pengalaman bahwa kita semua satu.

cinta dan disentegrasinya dalam masyarakat kontemporer...
cinta adalah sebentuk kapasitas yang terlahir dari karakter yang matang dan produktif. Faktor kebudayaan memainkan peranan yang amat penting dalam pembentukan watak seseorang dalam masalah cinta – mencintai. Ketika kita berbicara tentang cintadalam sbuah masyarakat, maka kita tidak bisa melepaskan diri untuk bertanya apakah struktur sosial masyarakat trsebut serta semangat yang dihasilkannyamendukung perkembangan cinta atau tidak. Tak seorang pun pengamat menyangsikan bahwa cinta-baik cinta persaudaraan, cinta keibuan maupun cinta erotis adalah suatu fenomena yang relatif jarang terjadi dalam masyarakat barat saat ini.kedudukan dari cinta yang tersebut di atas telah digantikan oleh sederetan cinta semu(pseudo love)yang mencerminkan terjadinya disentegrasi cinta dalam kehidupan masyarakat kontemporer.
cinta merupakan satu-satunya jawaban yang rasional dan memuaskan terhadap masalah eksistensi manusia, maka masyarakat mana pun yang cenderung mengesampingkan perkembangan cinta dalam jangka panjang pasti kan binasa karena benturannya sendiri dengan kebutuhan dasar hakekat manusia ini.